Selasa, 11 Desember 2012

ETIKET


A. PENGERTIAN ETIKET
Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal ke­dua istilah tersebut terdapat arti yang berbeda, walaupun ada per­samaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket adalah ber­kaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal. Persamaannya adalah mengenai perilaku manusia secara normatif yang etis. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu perbuatan.Istilah etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi un­tuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan.
Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan si kap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi.Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.
Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat ter­tentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.

B. ETIK DALAM KEPERAWATAN
Untuk menjadi seorang professional dewasa yang mampu secara aktif berpartisipasi dalam dimensi etis praktik mereka, seorang perawat harus terus mengembangkan  suatu perasaan yang kuat tentang identitas moral mereka, mencari dukungan dari sumber professional yang tersedia, dan mengembangkan pengetahuan serta kemampuan mereka dalam bidang etik. Posisi atau identitas moral perawat yang disebut “etik perawatan” dijelaskan dibawah ini. Kode etik professional, menugaskan tanggung jawab dan tanggung gugat, dan komite etik instutional memberikan dukungan dan arahan untuk praktik etis. Pengenalan pertimbangan moral, teori moral, dan prinsip etik akan membantu perawat secara efektif mengatasi situasi etis.
ETIK PERAWATAN
Perawatan dapat dideskripsikan sebagai suatu tindakan, kebajikan pengaruh, suatu prinsip etis, atau suatu cara hidup di dunia. Perawatan sebagai etik keperawatan tidak hanya dipandang sebagai suatu refolusi dilema etik, tapi juga sebagai cara bagaimana seorang saling bertingkah laku. Etik perawatan dihubungkan dengan hubungan antar masyarakat dan dengan karakter  serta sikap perawat terhadap orang lain. Pengetahuan perawatan diperoleh melalui keterlibatan pribadi dan emosional dengan orang lain dengan ikut erlibat dalam masalah moral mereka (Cooper, 1991).
Dapat melakukan asuhan adalah bagian dari usaha manusia untuk bertahan hidup. Perhatian ang diberikan sejak kecil akan memberikan pengetahuan moral tentang apa yang dimaksud dengan dirawat dan merawat. Orang yang tidak pernah merawat dalam kehidupan mereka sering kali menemui kesulitan dalam melakukan perawatan. Seseorang yang pernah mengalami perawatan akan mengaplikasikannya pada profesi. Seorang perawat menjadi ahli dalam melakukan perawatan dengan memenuhi segala sesuatu sanpai pada kebutuhan khusus orang yang berhubungan dengannya. Seorang perawat profesional akan memiliki perasaan empati pada orang lain. Perawat harus mencoba untuk memahami situasi yang dialami orang lain dan mencoba sebanyak mungkin memahami kehidupan dan pengalaman orang lain. Pemberi perawatan profesional akan mampu melakukan perubahan dari posisi yang berfokus pada diri menjadi posisi yang berfokus pada orang lain, serta mampu mengambil tindakan demi kepentingan orang lain (Brown, Kitson, danMcKnight, 1992).
Praktisi yang bertindak berdasarkan etik perawatan akan peka terhadap hubungan yang tidak seimbang, yang dapat mengacu pada penyalahgunaan kekuasaan seseorang pada orang lain, baik secara sengaja maupun tidak. Dalam perawatan kesehatan, klien dan keluarga seringkali memiliki persepsi yang bebeda dengan profesional yang disebabkan oleh penyakit klien, kurangnya informasi teknis, regresi yang disebabkan oleh rasa sakit dan penderitaan, serta lingkungan yang tidak dikenal.
Aktivitas perawatan tidak selalu dapat ditentukan sebelumnya, karena segala sesuatunya bergantung pada situasi. Seorang klien yang ingin bunuh diri akan membutuhkan perilaku perawatan yang berbeda dari bentuk perawatan umum yang diterapkan pada lansia yang mengalami ketidak seimbangan kognitif. Etik perawatan akan mengarahkan perawat untuk memberikan respons berdasarkan pengetahuan teknis dan moral, kompetensi, integritas pribadi, dan rasa kasih.
Perawatan dapat dengan mudah terkikis di lingkungan yang menekankan penyembuhan teknis dan tidak melihat seseorang dalam konteks nilai dan kehidupan mereka. Perawatan dapat menggunakan pengetahuan perawatan mereka dalam situasi dimana minat klien mengalami ancaman.

0 komentar:

Posting Komentar

 

dedeelpu Design by Insight © 2009